.jpg)
enam warga asal provinsi tetangga itu berangkat dari desa mereka untuk mencari batu akik di sekitar Sungai Tamiang. Saat berada di Desa Bengkelang, rombongan tersebut menyeberangi sungai dengan cara berenang.
Tanpa diduga, mereka terseret dan tergulung arus sungai yang deras. Lima orang diantara rombongan itu berhasil menyelamatkan diri, sementara korban Hasan Basri tak mampu melawan arus dan langsung hanyut. Menyadari rekannya hanyut dan hilang tenggelam, ke lima rekan korban langsung memberitahu warga setempat. Selanjutnya musibah tersebut diteruskan ke SAR Aceh Tamiang
SUMUT Tiga pencari batu akik ditemukan tewas di dalam gua di Kecamatan, Fadorositoluori, Kecamatan Lahewa, Nias Utara, Sumut, Selasa (14/4/2015). Dugaan awal ketiganya terhirup asap beracun yang berasal dari mesin genset.
Kepala Pos SAR Nias, Torang M Hutahean mengatakan awalnya mereka mendapat informasi ada pencari batu akik yang terperangkap di dalam gua pada Selasa (14/4). Gua tersebut menurutnya berjarak tiga kilometer dari lokasi pemukiman. Ia memastikan tidak ada runtuhan tanah, sehingga diyakini kematian ketiganya tidak disebabkan tertimbun longsor.
"Kemungkinan karena racun dari asap genset. Kalau longsor tidak mungkin. Soalnya tidak ada tanah di badan mereka," kata Torang, Rabu (15/4).
Kanit I Reskrim Polres Nias Ipda Enand H Daulay pun menduga kematian itu disebabkan asap beracun. Tak jauh dari jasad korban ditemukan mesin genset yang sudah mati.
"Mesin itu digunakan untuk penerangan dan penggalian. Mereka sempat menggali di gua itu," kata Enand.
Berdasarkan penyelidikan, ketiga korban ternyata pemburu burung walet. Belakangan mereka mulai aktif memburu batu akik
No comments:
Post a Comment