Powered by Blogger.

Jenis Bahan Bakar dan Standar mutu bahan bakar Indonesia (SNI 7390: 2008)





2.1        Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu bahan yang dikonsumsikan untuk menghasilkan sejumlah energi panas dan energi panas tersebut dapat dilepaskan. Proses pembakaran didapat suhu yang tinggi dari hasil proses tersebut, dan karena perbedaan suhu antara titik dimana proses pembakaran terjadi dan lingkungannya maka terjadi perpindahan energi yang berupa panasBahan bakar juga merupakan bahan yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi untuk menghasilkan kerja mekanik secara terkendali. Dengan kata lain adalah zat yang menghasilkan energi, terutama panas yang dapat digunakan. Ditinjau dari sudut teknis dan ekonomis, bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor (Puspita, 2013).
2.1.1 Bahan Bakar Minyak
Bahan bakar minyak (BBM) merupakan bahan bakar yang berbentuk cair yang diproses dan diolah dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui ini maka minyak sebagai sumber bahan bakar akan semakin menipis dan habis pada suatu saat nanti. Bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama dalam menggerakkan roda kehidupan dunia, tanpa adanya bahan bakar transportasi akan terhenti, industri akan tutup dan roda perekonomian juga akan berhenti (Puspita, 2013).
2.1.2 Jenis-jenis Bahan Bakar Minyak
Adapun jenis-jenis dari bahan bakar minyak diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Bensin
Bensin adalah hidrokarbon berantai pendek antara C4-C10 yang biasa digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor yang berbentuk cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan.
b.      Solar
Solar adalah fraksi dari pemanasan minyak bumi antara 250-340°C yang mempunyai panjang hidrokarbon antara C16-C20Solar banyak digunakan sebagi bahan bakar kendaraan yang menggunakan mesin diesel. Pada umumnya solar akan banyak mengandung belerang karena dibandingkan dengan bensin solar memiliki titik didih yang lebih tinggi. Kulalitas dari solar ditentukan dengan bilangan setana, yaitu tingkat kemudahan minyak solar untuk menyala atau terbakar di dalam mesin diesel.
c.       Minyak tanah
Minyak tanah atau kerosene adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar yang diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C dan mempunyai rantai karbon dari C11 sampai C15. Biasanya, minyak tanah didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau hidrotreater, untuk mengurangi kadar belerang dan pengaratannya. Minyak tanah dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk memperbaiki kualitas bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
d.      Premium
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Premium merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia. Premium di Indonesia dipasarkan oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah karena memperoleh subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88. Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. Standar mutu bahan bakar Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Table 2.1 Standar mutu bahan bakar Indonesia (SNI 7390: 2008).
No
Karakteristik
Satuan
Batasan
Metode Uji
Min.
Maks.
ASTM
Lain
1.
Bilangan Cetana:






Angka Cetana
-
51
-
D 613-95


Indeks Cetana
-
48
-
 D 4737-96a

2.
Berat Jenis (pada suhu 150C)
kg/m3
820
850
D 4052-96

3.
Viskositas (pada suhu 400C)
mm2/s
2.0
4.5
D 445-97

4.
Kandungan Sulfur
% m/m
-
0.05
D 2622-96

5.
Distilasi :



D 86-99a


T 90
0C
-
340



T 95
0C
-
360



Titik Didih Akhir
0C
-
370


6.
Titik Nyala
0C
55
-
D 93-99c

7.
Titik Tuang
0C
-
18
D 97

8.
Residu Karbon
% m/m
-
0.30
D 4530-93

9.
Kandungan Air
mg/kg
-
500
D 1744-92

10.
Stabilitas Oksidasi
g/m3
-
25
D 2274-94

11.
Biological Growth
-
Nihil


12.
Kandungan FAME
% v/v
-
10


13.
Kandungan Metanol dan Etanol
% v/v
tak terdeteksi
D 4815

14.
Korosi Bilah Tembaga
Menit
-
Class 1
D 130-94

15.
Kandungan Abu
% m/m
-
0.01
D 482-95

16.
Kandungan Sedimen
% m/m
-
0.01
D 473

17.
Gross Calorific Value
BTU/lb
-
11262


18.
Net Calorific Value
BTU/lb
-
10498


19.
Bilangan Asam Kuat
mg KOH/g
-
0
D 654

20.
Bilangan Asam Total
mg KOH/g
-
0.3
D 654

21.
Partikulat
mg/l
-
10
D 2275-59

22.
Lubrisitas (HFRR wear scar dia, @ 600C)
Micron
-
460
D 6079-99
CEC F-06-A-96
23.
Penampilan Visual
-
Jernih & Terang



Warna
No.ASTM
-
1.0
D 1500

No comments:

Post a Comment

 

Blogroll

Most Reading