Soekarjo, 1984, mengatakan termokimia adalah bagian dari termo dinamika yang mempelajari perubahan –perubahan panas yang mengikuti reaksi-reaksi kimia. Banyak panas yang timbul atau di parutkan pada reaksi kimia disebut panas reaksi. Pada volume tetap sama dengan perubahan energy dalam nya besar nya panas reaksi tergantung pada jenis reaksi, keadaan fase zat-zat dalam reaksi, jumlahg zat yang bereaksi dan suhu reaksi.
1. Sistem dan Lingkungan
Dalam termodinamika, kita senantiasa berhadapan dengan reaksi kimia. Khususnya tentang energi yang menyertai reaksi tersebut. Reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian kita disebut sistem segala sesuatu berada disekitar sistem yaitu dengan apa sistem tersebut berinteraksi disebut lingkungan.
Interaksi antara sistem dan lingkungan dapat berupa pertukuran materi dan / atau pertukuran energi berkaitan dengan itu sistem dapat dibedakan menjadi: sistem terbuka dan sistem tertutup dan sistem trilasasi sistem di katakan terbuka jika diantara sistem dan lingkungan dapat mengalami pertukaran matari dan energi.pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meningkatkan energy, misalkan gas, ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem selanjutnya sistem dikatakan tertutup jika sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran materi, tetapi dapat terjadi pertukaran energi pada sistem terisolasi tidak terjadi pertukaran materi maupun energi dengan lingkungannya. selanjutnya, transfer (pertukaran) energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (W) salah satu bentuk kerja yang sering menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan volum sistem.
2. Tanda kalor dan kerja
Tanda untuk kalor dan kerja ditetapkan sebagai berikut jika energi (kalor atau kerja) meninggalkan sistem di beri tanda negatif (-) : sebaliknya jika energi memasukkan sistem di berikan tanda positif (+).
Sistem menerima kalor q bertanda positif (+)
Sistem membebaskan kalor q bertanda negatif (-)
Sistem melakukan kerja W bertanda negatif (-)
Sistem menerima kerja W bertanda positif (+)
3 Energi dalam.
Setiap zat atau sistem mempunyai sejumlah tertentu energi minyak tanah, batu baterai gas hydrogen, makanan dan lainnya semua menyimpan energi. Energy yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem dapat digolongkan kedalam energy kinetic atau potensial.
Energi kinetik adalah energy yang berkaitan dengan gerakan molekul-molekul sistem. Sedangkan bentuk energy lain yang berhubungan dengan gerak disebut energy potensial jumlah energy yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem disebut energy dalam (internal energy). Dan dinyatakan dengan E, nilai energy dalam (E) dari suatu zat yang dapat diukur, kita hanya berkepentingan dengan perubahan energy dalam (4E), yaitu selisih antara energy-energi dalam produk (EP) dengan energy pereaksi (ER).
4E = Ep-ER
Ep = energy dalam produk
Er = energy dalam pereaksi
4 Kalor Reaksi 4E dan 4H
Perubahan energy dalam yang menyertai reaksi adalah 4E = E1 – E2. Perubahan energy dalam tersebut akan muncul sebagai kalor / kerja 4E = q (kalor) + W (kerja).
Dalam hal ini q kita sebut kalor reaksi (q reaksi) jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap, jika berlangsung pada volum tetap 4V=0 jadi W=0.
5 Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Kita telah mendefenisikan reaksi eksoterm sebagai reaksi yang membebaskan kalor sedangkan reaksi endoterm sebagai reaksi yang menyerap kalor.
· Reaksi eksoterm : kalor mengalir dari sistem kelingkungan.
· Reaksi endoterm : kalor mengalir dari lingkungan kesistem.
Gambar 5Aliran reaksi ekstorem dan endoterm
Pada reaksi endoterm system menyerap energi oleh karena itu entalpi sistem akan bertambah artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi pereaksi (Hp) akibatnya perubahan entalpi (4H) yaitu selisih antara entalpi produk jangan entalpi pereaksi.
Reaksi eksoterm : AH = Hp-HR > 0 (bertanda positif)
Reaksi endoterm : AH = Hp-HR > 0 (bertanda negatif)
No comments:
Post a Comment